Namanya Alvin, cowok yang aku taksir hampir 1 tahun lamanya
setelah sekelas terlewati bersama namun masih saja tak ada tanda-tanda
ia mulai tertarik padaku. Yah,aku cewek biasa yang tak terlalu
istimewa dan keberadaanku pun begitu tak terlihat di kalangan sekolah.
Mana mungkin bisa seorang cowok sedingin Alvin mau melirikku kalau
anak cowok yang ‘standar’ aja enggan.
Tapi aku masih tetap
berharap. Berharap sering berseliweran di kehidupannya, baik di depan
kelasnya, menjadi penonton rahasia saat ia bermain bola sepak di jam
olahraga, berusaha duduk sedekat mungkin dengannya saat di kantin dan
mengikuti klub fotografi untuk sekadar menatapnya dan mencuri-curi
foto pada wajahnya yang tampan,Akan meruntuhkan hati seorang Alvin.