Jam menunjukan pukul 16.45, waktu yang selalu kupergunakan untuk
menunggu sesorang. Orang yang selalu rutin datang ke rumah di sore hari.
“Cha Echa...,” terdengar suara seseorang yang
memanggilku dari luar pagar. Nah, itu dia orang yang kutunggu. Dengan segera,
aku keluar menuju sumber suara tadi.
“Oh, iya Fi.. Ayo,” ucapku dengan senang hati.
Ya, namanya Alfi. Perempuan berjilbab yang
sebaya denganku ini adalah sahabatku sejak kelas 4 SD. Rumahku dengan rumah
Alfi hanya berjarak beberapa meter saja dan masih satu blok di kompeks
perumahaan kami. Aku masih ingat saat aku baru pindah rumah, Alfi datang ke
rumahku untuk mengajakku berkenalan. Dari situlah kami memulai hubungan
pertemanan kami. Hingga saat ini, kami masih berteman, bahkan bisa dikatakan
lebih dari teman, dengan kata lain yaitu sebagai sahabat. Aku dan Alfi memiliki
beberapa kesamaan yang bisa membuat kami semakin dekat atau bahkan hal itu bisa
menjadi suatu kelucuan bagh kami. Disaat aku sedih Alfi selalu menghiburku,
begitupun sebaliknya. Kami selalu berusaha untuk saling menghibur satu sama
lain disaat salah satu diantara kami ada yang bersedih atau ada suatu masalah.